Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Amal Tanpa Shalat



Terkadang sebagian orang sangat rajin ibadah, misal orang sangat dermawan, tetapi tidak melaksanakan shalat, adakah ibadanya yang lain diterima oleh Allah?

Pertanyaan ini amat penting untuk dijawab dan diberikan penjelasan, mengingat ada sebagian cendikiawan muslim memberikan jawaban, “tidak diterima sedekah seseorang yang tidak shalat.” Benarkah demikian adanya?

Shalat kunci diterimanya amal ibadah lain. Hidup di dunia ini ibarat berada dalam antrian, setiap manusia akan mendapatkan giliran untuk dipanggil oleh Allah SWT, sebelum dipanggil kita diberi kesempatan untuk beramal. Segala amal perbuatan yang kita lakukan di dunia ini kelak akan diperiksa dan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah.

Dari sekian banyak amal ibadah kita kepada Allah, ada satu ibadah yang merupakan kunci dari seluruh ibadah dan amal yang lain, bila kita berupaya menjaga, memelihara dan berhasil melaksanakan dengan baik, akan terbuka ibadah dan segala amal yang lain. Adapun kunci dari segala ibadah dan amal yang lain adalah shalat.

Sebagamaina kita maklumi bersama, bahwa shalat lima waktu adalah amanat dan kewajiban utama yang terpenting, bagi semua umat Islam baik laki-laki maupun wanita wajib menunaikan, mendirikan, melaksanakan dan mengamalkannya selama hidup, shalat telah ditentukan tiap waktunya masing-masing.

Allah berfirman, “Sesungguhnya bagi orang Mukmin shalat itu adalah merupakan suatu Kewajiban yang telah ditentukan Waktunya.” (Q.S. An Nisa : 103).

Dan tiada alasan atas kewajiban shalat lima waktu ini untuk ditinggalkan, meskipun ditempat mana berada, dan dalam kondisi situasi apapun, karena Allah Maha Bijaksana dan selalu memudahkan kepada hamba-hamba-Nya. Bila tidak kuasa mendirikan shalat berdiri, diperbolehkan shalat sambil duduk, bila terhalang menenunaikan dengan duduk diizinkan shalat dengan berbaring.

Rasulullah SAW bersabda, “Amal perbuatan seseorang yang pertama kali akan dihisab (diperiksa), di hari kiamat nanti adalah shalat, maka barangsiapa diterima shalatnya, akan diterima seluruh amalnya, dan jika shalatnya ditolak akan tertolak seluruh amalnya.” (HR. At Thabrani, Mundzir dan At Tirmidzi).

Berdasarkan uraian hadis di atas dapat dipahami, bahwa kunci dari seluruh ibadah dan amalan kita adalah shalat, dengan jelas ditegaskan bahwa amal yang pertama kali diperiksa dan ditanyai Allah bila shalat diterima akan diterima seluruh amalnya, jika shalatnya ditolak akan tertolak seluruh amalnya.

Begitu pentingnya ibadah shalat bagi kita umat Islam, sehingga Allah, mengundang langsung Rasulullah untuk menerima amanat dan perintah shalat melalui peristiwa Isra Mi’raj, karena shalat dalam pelaksanaannya adalah merupakan hubungan langsung antara manusia dengan Allah.

Perintah ibadah shalat diturunkan langsung oleh Allah kepada Rasulullah, tanpa melalui perantara malaikat Jibril, seperti halnya perintah ibadah lainnya, shalat mempunyai kedudukan yang utama dalam Islam, sehingga diposisikan sebagai tiangnya agama.

Rasulullah bersabda, “Shalat itu merupakan tiang agama, barangsiapa yang mendirikannya, maka ia telah mendirikan agama, dan barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama.” (HR. Baihaqi).

Para ulama mengatakan bahwa ancaman bagi orang yang meremehkan dan melalaikan shalat, di akhirat kelak akan dijatuhkan kedalam neraka Zaqar, orang-orang yang disiksa di neraka Zaqar itu, hancur tulang belulangnya, kemudian utuh lagi, selanjutnya disiksa lagi terus-menerus hingga terasa benar segala pedih dan sakit deritanya, sebagaimana yang terkandung di dalam kitab suci Al-Quran, “Apa yang menyebakan kamu masuk ke neraka Zaqar??” Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan shalat, dan kami juga tidak memberi makan orang miskin….” (Q.S. Al Muddatsir: 42 – 44).

Menurut huraian di atas, shalat membedakan sekaligus jurang pemisah antara keimanan dan kekufuran, sebagai pencegah terhadap perbuatan keji dan mungkar, serta shalat pula yang membedakan yang mensyukuri nikmat Allah, dan yang menyia-nyiakan. Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami (Allah), telah memberimu karunia yang banyak, dan karena itu, jadikanlah shalatmu semata-mata untuk Rabb-mu dan berqurbanlah dengan cara yang demikian ….” (Q.S. Al Kautsar: 1-2).

Shalat yang didirikan dengan khusyuk dan istiqamah, akan melahirkan dialog spiritual antara hamba dengan Allah, sehingga mampu mengatasi dan menjalani segala persoalan kehidupan dengan penuh optimis, sudah semestinya dan sejatinya sebagai seorang mukmin menjalani kehidupan di dunia ini menjadikan shalat dan sabar sebagai penolongnya, sehingga terhindar dari kehancuran dan menghantarkan pada keselamatan dunia dan akhirat.

Berdasarkan dari dalil yang dikemukakan, shalat merupakan faktor penting terhadap bisa diterimanya ibadah-ibadah yang lain, termasuk sedekah. Jadi tidak diterima sedekah seseorang jika ia tidak mengerjakan ibadah shalat, karena shalat merupakan kunci untuk terwujudnya ibadah lainnya.

Posting Komentar untuk "Amal Tanpa Shalat"