Ketenangan Jiwa Dengan Kembali Ke dalam Dirimu.
Mencari ketenangan itu bukan dengan cara pergi, tetapi denga kembali. Kembali ke dalam dirimu, cari tuhan di dalam hatimu. Sesungguhnya ketenangan ada di situ.
Manusia dewasa ini banyak mengalami kegelisahan batin dan kegalauan jiwa. Problema hidup terlihat dan dirasakan dimana-mana, bukan saja karena kebutuhan meningkat dan persaingan hidup yang semakin kompetitif, tetapi karena ulah sementara pihak mengusik kedamaian dengan berbagai dalih atau menawarkan aneka ide yang saling bertentangan dan membingungkan. Hati dan jiwa yang gelisah bukan saja dimonopoli dan dirasakan oleh orang-orang miskin tetapi juga oleh orang-orang kaya secara materi namun hampa dan kosong jiwanya. Dalam islam salah satu solusi untuk menghilangkan perasaan tidak tenang dan tidak nyaman adalah dengan berzikir mengingat kepada Allah dalam arti yang luas. Berkaitan dengan zikir sebagai penenang jiwa, hal tersebut telah disebutkan didalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah dalam berbagai tuntunan dan petunjuknya bahwa untuk mengatasi kegelisahan batin dan kegalauan jiwa. Islam telah memberikan solusi dari berbagai persoalan yang dihadapi oleh manusia termasuk kondisi psikologi yang tidak tenang, dan agar manusia merasakan ketenangan dan kedamaian dalam hati maka diperintahkan untuk berzikir kepada Allah swt. Dengan zikir dan doa, akan menumbuhkan sifat optimis dan percaya diri dan itulah yang dapat mengusir kegelisahan jiwa, karena itu, dewasa ini banyak pakar dan ilmuan yang berdasarkan hasil penelitian mereka telah membuktikan hal itu.
Syaikh Ibul Qayyim Al-Jauziyah telah menyebutkan manfaat dzikir dalam kitabnya, Al-Wabil ash-Shayyib. Diantara faidah-faidah dzikir yang begitu agung, menurut Ibnul Qayyim, dzikir dapat mendatangkan kebahagiaan, kegembiraan, dan kelapangan bagi orang-orang yang melakukanya, serta dapat melahirkan ketenangan dan kententraman di dalam hati orang yang melakukannya. Maksud dari firman Allah Swt “Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram” adalah sudah nyata, dan sudah sepantasnnya hati manusia tidak akan pernah merasakan kedamaian,kebahagian ketentraman, kecuali dengam dzikrullah ( mengingat Allah Swt). Sesungguhnya dzikirullah adalah penghidup hati yang hakiki. Dzikir merupakan makanan pokok bagi hati dan ruh. Artinya, apabila jiwa dan seorang hamba kehilangan momen dzikir, maka ia hanya bagaikan seonggok jasad yang jiwannya telah kehilangan makanan pokoknya. Sehingga tidak ada kehidupan yang hakiki bagi sebuah hati, melainkan dengan dzikrullah (Mengingat Allah). Badan yang sehat akan meraskan kelezatan makanan yang di santapnya, artinya hati yang sehat juga akan merasakan kenikmatan dzikrullah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Dzikir bagi hati, bagaikan air bagi seekor ikan, artinya bagaimanakah keadaan seeokor ikan jika ia berpisah dengan air, dari penjelasan ini dapat ditafsirkan bahwa sesungguhnya tidak ada penawar bagi orang yang hatinya gelisah, resah, galau, dan gundah, banyaknya pikiran kecuali melainkan dengan dzikrullah. Apabila tubuh sakit, ia tidak bisa merasakan nikmatnya makanan yang lezat dan minuman yang segar, demikian pula dengan hati, jika ia sakit maka tidak akan merasakan lezatnya dzikrullah dan tidak merasakan kenikmatannya. Dzikrullah akan menjadi makanan dan nutrisi yang bisa menyehatkan hati. Artinya hati harus dipaksa untuk banyak berdzikir kepada Allah sehingga ia menjadi sehat, suci, kuat, dan mulia, yang pada akhirnya akan condong bahagia dan senang dengan dzikrullah. Kemudian secara tidak langsung ia akan meningkat ke level lebih tinggi, dan tidak bisa hidup tanpa dzikrullah. Dzikir adalah kebutuhan primer bagi hati. Terputusnya dari dzikrullah adalah bencana dan kematian bagi hati. Dari Abu Musa al-Asy’ari Radiyallahu Anhu, ia berkata : Rasulullah Sallahhu’Alaihi Wassalam bersabda “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir seperti orang hidup dan orang mati”.(HR. Al-Bukhari).

Posting Komentar untuk "Ketenangan Jiwa Dengan Kembali Ke dalam Dirimu."