KONDISI JIWA MANUSIA
KONDISI JIWA MANUSIA
Dalam Tasawuf kita dianjurkan harus melatih dan menggembleng jiwa agar berevolusi semakin dewasa, matang dan tercerahkan. Ada tujuh tahapan jiwa yang harus dilalui untuk memperoleh Jiwa yang tercerahkan. Yaitu Jiwa Ammarah, Jiwa Lawwamah, Jiwa Mulhimah, Jiwa Muthmainnah, Jiwa Rodhiyah, Jiwa Mardhiyah dan Jiwa Kamilah.
Jika seseorang yang kondisi jiwanya adalah Jiwa Ammarah ketika disakiti dan dihina oleh orang lain, maka dia akan membalasnya dengan lebih kejam. Jika dia dihina satu kali, maka akan membalas menghinanya sepuluh kali. Jika dia dipukul satu kali, maka akan membalas memukul sepuluh kali dengan dendam kusumat.
Dendam kebenciannya sangat merasuki jiwanya, bahkan suka mendoakan dan melaknat agar kuwalat mati, hancur. Dengan begitu hatinya puas dan lega. Karena Jiwa Ammarah adalah sifat - sifat "Syetan" di dalam diri manusia.
Sedangkan orang yang Jiwanya Lawwamah ketika disakiti dan dihina orang lain, maka dia akan untuk membalas dan melawannya juga tetapi tidak berlebihan seperti Jiwa Ammarah. Jika belum bisa membalas hatinya belum lega dan akan dendam terus sampai bisa membalasnya. Bahkan mendoakan celaka bagi orang yang menghinanya tersebut.
Berbeda dengan Jiwa Mulhimah atau Sufiah, dia tidak kejam dan tidak dendam yang berlebihan tetapi dia membalasnya dengan omelan dan teguran kepada yang bersangkutan. Diapun berharap orang tersebut kualat atau kena adzab dari Allah agar tidak suka mendholimi orang lain.
Adapun Jiwa Muthmainnah ketika disakiti oleh orang lain, dia tidak membalasnya. Sering berguman apa salah dirinya sehingga disakiti dan dihina orang lain. Berusaha intropeksi dan mbenahi dirinya, dan sering menyeru kepada Tuhan, " Ya Allah mengapa nasibku selalu disakiti oleh orang lain, apa salahku...?!"
Bagi orang yang Jiwanya Rodhiyah ketika disakiti oleh orang lain dia tidak membalas dendam dan tidak sakit hati serta tidak mengeluh kepada Allah. Justru dia mengevaluasi dirinya mungkin ada prilakunya yang masih belum baik kepada orang lain.
Selanjutnya bagi Jiwa Mardhiyah bahwa antara cacian, hinaan dan pujian tidak mempengaruhi dirinya. Karena jiwa mereka selalu disibukkan dengan dzikir dan merasakan manisnya cinta kepada Allah. Rasa Cinta Kepada Allah membutakan dirinya kepada selain Allah. Telinganya tidak mendengar cacian dan hinaan, justru ingin membantu berbuat baik dan mendoakan yang baik krpada oranh yang menyakitinya.
Adapun Jiwa Kamilah adalah jiwa yang ketika dihina dan disakiti oleh orang lain, hatinya tidak sakit dan luka. Karena hatinya sudah fana' atau lebur kepada Tuhan. Hatinya seperti Samudera, diganggu, dihina dan dimaki atau diberi kotoran Justru menepi sendiri.
Bahkan mereka membalasnya dengan kebaikan kepada orang-orang yang menyakiti dan menghinanya. Itulah Akhlaknya para Rasul dan para Nabi, para Wali Allah dan orang-orang yang Sholeh.
Ketika Nabi Muhammad dakwah di Thaif beliau disambut dengan cacian dan dilempari batu akhirnya kepalanya berdarah, lalu mencari tempat yang aman. Malaikat Jibril datang dan memberi salam kepada Rasulullah SAW seraya berkata, ''Apa pun yang engkau perintahkan, akan kulaksanakan, kalau kamu mau, saya akan benturkan kedua gunung di samping kota ini, sehingga siapa pun yang tinggal di antara keduanya akan mati terhimpit. Jika tidak apa pun hukuman yang engkau perintahkan, saya siap melaksanakannya.''
Akan tetapi beliau menolaknya bahkan justru mendoakan, ''Allahumma ihdi qawmiy, fa innahum laa ya'lamun.'' (Ya Allah, tunjukilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui (bahwa yang aku bawa ini benar)."
Allah SWT Berfirman :
ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS. Fushilat : 34).

Posting Komentar untuk "KONDISI JIWA MANUSIA"