Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Tahun Baru Islam dan Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah



Sejarah Tahun Baru Islam dan Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah 

Dalam kitabnya Fathul-Baari, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menyebutkan secara detail runtutan kejadian lahirnya penanggalan hijriyah tersebut. Perlu diketahui bahwa nama-nama bulan dalam penanggalan hijriyah itu bukanlah wahyu dari Allah, melainkan beberapa sudah digunakan bangsa Arab sejak zaman jahiliyah.

Beberapa nama bulan dalam kalender Islam sudah digunakan oleh bangsa Arab Jahiliyah, bahkan sebelum Rasulullah SAW lahir. Sebut saja misalnya Rabi' al-Awwal dan juga Rabi' al-Tsani atau juga Rajab serta Dzul-Hijjah telah ada dan dipakai oleh orang Jahiliyah. Jadi bukan hanya khusus orang Islam saja.

Penentuan awal tahun baru Islam


Dalam situs resmi Al Ain University dijelaskan, sekitar 3-4 tahun setelah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, Abu Musa Al-Ash'ari meminta Khlifah Umar membantu sistem untuk menyelesaikan masalah penanggalan. Setelah berdiskusi, beberapa anggota menyarankan kelahiran Rasulullah SAW untuk menandai awal kalender, sebagian wafatnya Nabi Muhammad, namun kebanyakan memberi saran saat terjadi hijrah.

Khalifah Umar kemudian bertanya pada Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, yang setuju menggunakan hijriah sebagai momen awal Kalender Islam. Dengan penetapan tersebut maka 622 Masehi menjadi tahun pertama pada Kalender Hijriah.
Sistem penanggalan Islam tercatat dalam Al Qur'an
Tahun Baru Islam sama seperti tahun sebelumnya yaitu diawali bulan Muharram dan diakhiri Dzulhijjah. Jumlah hari dalam bulan Dzulhijjah berdasarkan variasi siklus 30 tahun pergerakan bulan mengorbit bumi sebagai satelit alami.

Total 12 bulan dalam sistem penanggalan Islam juga tercantum dalam Al Quran surat At Taubah ayat 36

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ


Arab latin: "Inna 'iddatasy-syuhụri 'indallāhiṡnā 'asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa min-hā arba'atun ḥurum, żālikad-dīnul-qayyimu fa lā taẓlimụ fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatang kamā yuqātilụnakum kāffah, wa'lamū annallāha ma'al-muttaqīn."

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."


Urutan bulan dalam kalender Islam


Tahun baru Islam dimulai dengan 1 Muharram. Bulan Muharram ini menjadi bulan pertama dalam kalender Islam. Berikut urutan 12 bulan dalam kalender Islam berikut artinya:

Muharam (bulan yang disucikan)
Safar (bulan yang dikosongkan)
Rabiul awal (musim semi pertama)
Rabiul akhir (musim semi kedua)
Jumadil awal (musim kering pertama)
Jumadil akhir (musim kering kedua)
Rajab (bulan pujian)
Syakban (bulan pembagian)
Ramadhan (bulan yang sangat panas)
Syawal (bulan berburu)
Zulkaidah (bulan istirahat)
Zulhijjah (bulan haji).

Kalender Hijriyah digunakan dalam penanggalan Islam dan menjadi satu dari empat sistem yang banyak diaplikasikan di dunia






Posting Komentar untuk "Sejarah Tahun Baru Islam dan Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah "