Sahabat nabi tidak memperingati maulidan karena mereka sudah berjumpa dengan nabi
Sahabat nabi tidak memperingati maulidan karena mereka sudah berjumpa dengan nabi
bertatap muka dengan nabi
sedangkan kita wajah aslinya pun tidak tahu.
kerinduan Rasulullah terhadap kita, umatnya, secara tegas juga di sampaikan oleh Imam al-Qusyairi dalam Kitabnya ar-Risalah. dia mengutip dari riwayat Anas bin Malik, Rasulullah pernah bersabda. "Kapan aku akan bertemu para kekasih ku?" para sahabat bertanya, " Bukankah kami adalah para kekasihmu?" Rasulullah menjawab," kalian memang sahabatku.
para kekasihku adalah mereka yang tidak pernah melihatku, tetapi mereka percaya dan beriman kepadaku. dan kerinduanku kepada mereka lebih besar."
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى اٰلِهٖ وَصَحْبِهٖ اَجْمَعِيْنَ
Memang, permasalahan perayaan maulid Rasulullah SAW sering menjadi perdebatan dan perbedaan pendapat. Sebagian kelompok mengatakan perayaan maulid itu bid’ah, atau tidak perlu dilakukan. Namun sebagian kelompok yang lain berpendapat bahwa perayaan maulid ini boleh dilaksanakan dan sangat dianjurkan.
Perbedaan pendapat ini lumrah dan biasa, tidak harus terjadi perpecahan dan saling menghina sesama, apalagi saling menjelekkan. Dalam hal ini, kedua kelompok punya argumen dalil masing-masing dalam menjalankan pendapatnya.
Terlepas dari pro kontra perayaan maulid, di sana ada hal penting yang perlu kita perhatikan, yaitu tentang bagaimana cara membuktikan cinta kita kepada Baginda Rasalullah SAW. Sehingga kita dapat mengimplementasikan norma-norma kehidupan Rasullullah SAW dalam kehidupan kita, menelusuri sirah dan menjadikannya sebagai uswah dan qudwah.
Syeikh Ali Jum’ah menyampaikan “Kelahiran Rasulullah SAW bagaikan matahari terbit. Maka cahaya bintang-bintang para nabi lain pun meredup dalam terangnya cahaya matahari Rasulullah SAW. Hari kelahiran Nabi SAW bukanlah hari yang berlalu begitu saja. Hari tersebut harus selalu kita rayakan di setiap hari. Hari dimana rasul dilahirkan merupakan hari terbaik sepanjang masa, sejak Allah menciptakan bumi dengan segala isinya. Bahkan sejak Allah menciptkan Alam dengan segala yang ada di dalamnya,” tulis Mantan Mufti Mesir itu dalam postingan fanpage FB nya.
**Muhasabah Cinta Nabi**
Perayaan maulid tidak hanya menjadi perayaan seremonial, ajang gengsi dan ajang perbaikan gizi ‘makan-makan’ saja. Akan tetapi, perayaan maulid menjadi momentum untuk membangkitkan kembali semangat dan kecintaan kita kepada Rasullullah SAW. Ini menjadi ajang meningkatkan ‘gizi’ spiritual kita, menelaah sirah Rasullah SAW, kemudian mengikuti semua syariat yang dibawanya, menjadikan Rasulullah idola dan teladan dalam kehidupan kita, sehingga nutrisi “menjalankan sunnahnya” terpenuhi.
Meninggalkan perbedaan adalah mustahabbun (dianjurkan). Kaidah fikih ini sangat cocok untuk diterapkan pada saat ini, karena menganjurkan keluar dari perbedaan demi menjaga persatuan dan menjauh dari perpecahan.
Seperti halnya dalam masalah perayaan maulid ini, terus menerus berbeda pendapat. Namun pada momen maulid ini kita kembali kepada ”muhasabah cinta” kepada Rasulullah SAW. Menjadikan ajang perbaikan ‘gizi’ spiritual menambahkan keimanan dan kecintaan.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi SAW adalah sebagai upaya untuk mengenal keteladanan Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran Islam. Tercatat dalam sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad SAW adalah pemimpin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.
Posting Komentar untuk "Sahabat nabi tidak memperingati maulidan karena mereka sudah berjumpa dengan nabi"