MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT
MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT
Bismillahirrahmanirrahim
SOBATKU, kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMADAN ROSULULLAH merupakan kalimat kunci (password) yang bisa menjadikan seseorang menjadi Muslim. Dan jika ia digunakan sesuai dengan fungsinya, maka iapun akan berperan menjadi pembuka pintu surga-Nya (miftahul jannah).
Bagi seorang Muslim, kalimat tersebut sungguh telah menjadi suatu yang akrab. Bahkan iapun sering diucapkan berulang-ulang. Itu memang suatu keharusan. Namun persoalannya akan menjadi lain jika kalimat tadi hanya dibatasi pada batas ritual dzikir dan ucapan semata. Sebab iman tauhid itu sebagaimana telah ditegaskan Rosulullah Saw adalah;
" Iman itu adalah ikatan dihati, diikrarkan oleh lisan dan diamalkan dengan perbuatan." (HR. Ibn Majah)
Terkait dengan itu, maka barangsiapa yang mengucapkan hanya dimulut dan tak ada realisasi dalam praktek, ini suatu hal yang tak disukai oleh Allah Ta'ala. Dalam firman-Nya ditegaskan;
" Hai orang-orang mukmin, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat? Besar kebencian disisi Allah karena kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat."(QS.61;2-3)
Guna menjadikan dua kalimat syahadat tersebut menjadi ruh penggerak loyalitas kehidupan kita, tentunya kita mesti memahami makna yang terkandung didalamnya. Jika tidak, maka kita akan menjadi seperti beo yang hanya pandai berucap, tapi tak pernah tahu dan peduli dengan apa yang diucapkannya. Dan maukah kita menjadi "Muslim beo" yang tak berkesadaran? Tentu saja tidak bukan?
Paling tidak, ada 3 makna penting yang patut kita ketahui dalam kalimat syahadat tersebut yakni ; sebagai al i'lan (pernyataan) alqosam(sumpah) dan al wa'dun(janji).
Adapun yang menjadi sasaran dari pernyatan,sumpah dan janji tersebut adalah pengakuan untuk menjadikan Allah ssebagai satu-satunya Tuhan, dan mengakui Muhammmad sebagai Rosul-Nya, dengan konsekwensi mengikuti sunah (jalan yang ditempuh) olehnya.
Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhaq diibadahi (ditha'ati) bukanlah Tuhan yang tak memiliki aturan. Karenanya mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan yabg berhaq diibadahi, itu sama halnya dengan mengakui Allah sebagai satu-satunya Pengatur. Sebab hakikat ibadah sendiri merupakan ketha'atan terhadap perintah aturan-Nya. Dan barangsiapa yang ibadah kepada Allah, akan tetapi tak berlandaskan perintah-Nya, maka hukum ibadah tersebut menjadi haram, sesuai dengan apa yang ditegaskan kaidah usul fiqih;
" Ibadah itu haram kecuali ada perintahNya."
Adapun yang terkait dengan kaefiyat(teknis) ibadah, maka kita wajib mengikuti contoh dari Rosulullah Saw, sesuai dengan kedudukan beliau sebagai uswathan hasanah (contoh yang baik).
Dengan pemaparan singkat tersebut bisalah disimpulkan, bahwa inti dari dua kalimat syahadat tersebut merupakan komitmen dan kesiapan kita sebagau hamba Allah untuk hanya tha'at terhadap aturan perintah-Nya, dengan cara mengikuti contoh dari Rosul-Nya secara total sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah lewat RosulNya;
" Katakanlah (Muhammad); sesungghunya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Rabil alamin. Tak ada sekutu (ketha'at
an) bagiNya. Dan demikianlah yang diperintahkan padaku dan aku adalah orang yang pertama-pertama muslim."(QS.6;162-163)
Nah mari kita bermuhasabah, sudahkah kita berupaya membuktikan janji tsb? Wallahu a'lam. Akhirul kata, wassalamu'alaikum Wr Wb
Posting Komentar untuk "MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT"