Perbuatan Yang Paling Utama Adalah Iman Kepada Allah Dan Rosul
Perbuatan-perbuatan baik, adakalanya dilakukan dengan anggota badan yang tampak (a'mâlul jawârih), seperti shalat, zakat, puasa, haji, sedekah, baca al-Qur’an, dan lain-lain; dan adakalanya dilakukan oleh hati yang tersembunyi (a'mâlul qalb), seperti kewajiban iman, ikhlas, tawakal dan lainnya.
Di antara seluruh perbuatan baik tersebut, baik yang tampak maupun yang dilakukan oleh hati, perbuatan yang paling utama dan mulia adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Al-Bukhari dalam Shahih-nya meriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW ditanya: Apakah amal yang paling utama? maka Nabi menjawab:
إِيْـمَانٌ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)
Artinya:
"Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya," (HR al Bukhari).
Jadi perbuatan baik yang paling utama secara mutlak adalah iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Iman adalah pondasi dari bangunan takwa. Tanpa iman, seseorang tidak akan meraih derajat takwa. Amal saleh yang dibangun di atas pondasi iman akan membentuk bangunan takwa. Iman adalah syarat diterimanya amal saleh. Sebanyak apa pun seseorang melakukan bentuk-bentuk amal saleh, maka itu semua tidak bernilai pahala dan tidak diterima oleh Allah SWT, jika tidak dilandasi iman.
Kebaikan ada yang bersifat universal, artinya orang mukmin dan kafir menganggap itu sebagai kebaikan, seperti sifat jujur, berbakti kepada orangtua dan membantu orang miskin.
Kebaikan yang disebut sebagai amal sholeh adalah kebaikan yang sifatnya lebih spesifik menurut pandangan Islam. Artinya, kebaikan tersebut harus sesuai dengan standar dan berada dalam koridor ajaran agama Islam.
Dari sini bisa dipahami bahwa kebaikan yang dilakukan oleh orang kafir tidak disebut sebagai amal sholeh, karena tidak memenuhi syarat yaitu pelakunya harus seorang muslim.
Apakah kebaikan orang kafir sia-sia saja?
Kebaikan orang kafir tidak pernah sia-sia, kebaikan orang kafir mendapatkan balasan di dunia tapi tidak mendapatkan balasan di akhirat.
Orang kafir tidak mendapatkan balasan di akhirat, karena orang kafir tersebut tidak mengharapkan amalannya agar dibalas di akhirat nanti atau ia mengharapkan balasan tapi tidak memenuhi syarat untuk dibalas di akhirat, yaitu syarat sebagai seorang yang beragama Islam.
Allah Ta’ala berfirman:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
Dan kami perlihatkan segala amal kebaikan yang dilakukan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (Al Furqan:23)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan arti ayat tersebut dengan berkata:”Ketika Allah Ta’ala menghisab amalan para hambaNya yang baik dan yang buruk pada hari kiamat. Pada waktu itu amalan orang-orang musyrikin yang disangka membawa kebaikan bagi mereka, ternyata tidak memiliki nilai apapun. Hal itu disebabkan tidak terpenuhinya syarat diterimanya amalan, yaitu ikhlas hanya kepada Allah dan sesuai dengan syariat Allah” (Tafsir Ibnu Katsir 6/103)
Dan Allah menjelaskan dalam firmanNya yang lain:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا
Dan orang-orang yang kafir kapada Allah, amal-amal yang mereka kerjakan tidaklah diberikan pahala sama sekali, ia laksana fatamorgana di tanah yang rendah lagi datar, yang dilihat dan disangka air oleh orang-orang yang sangat dahaga, lalu ia pun mendatanginya, tetapi ketika mendatanginya dia tidak mendapati apapun (An Nur:39)
Posting Komentar untuk "Perbuatan Yang Paling Utama Adalah Iman Kepada Allah Dan Rosul"