Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hari Kemenangan

 


Setelah menjalani ibadah puasa ramadhan selama sebulan penuh, tiba waktunya umat Islam memasuki bulan syawal. Sebagian menyambut selesainya ramadhan dan datangnya Syawal dengan kegembiraan. Syawal menandai selesainya kewajiban puasa ramadhan. Suka cita mewarnai datangnya bulan Syawal.

Bergembira dengan datangnya Syawal memang tidak terhindarkan. Puasa ramadhan memang dirasa cukup melelahkan. Bahkan bagi sebagian muslim ada yang merasa puasa ramadhan sebagai kondisi yang merepotkan. Namun sebagai suatu kewajiban, puasa ramadhan harus tetap ditunaikan bagi setiap muslim yang memenuhi syarat. Demikianlah, ketika puasa ramadhan selesai, maka tanggal 1 syawal menjadi hari yang dirasa patut dirayakan.

Tidak ada yang salah dengan merayakan datangnya Hari Raya Idul Fitri. Karena memang sebetulnya Idul Fitri merupakan hari bahagia. Bahkan Rasulullah SAW pun bersabda, Sesungguhnya Allah telah mengganti untuk kalian dua hari yang lebih baik dari dua hari raya itu; idul fitri dan idul adha.” (HR Ahmad no: 12006 dan yang lainnya).

Ibnul A’rabi, sebagaimana dalam Al Lisan, berkata, “Hari 'ied disebut 'ied karena ia senantiasa kembali setiap tahun dengan kebahagiaan yang baru.” (dinukil dari Syarh Umdah al Fiqh, hal. 309)

Hari raya memang seharusnya dimaknai oleh kaum muslimin sebagai bentuk suka cita karena keutamaan dan karunia Allah, sublimasi dari kebahagiaan karena taat dan ibadah, rasa syukur yang seutuhnya karena takwa dan amal saleh.

Namun tidak pelak, pemaknaan hari raya yang penuh kebahagiaan ini pun mengalami beberapa pergeseran makna. Ada yang kemudian menjadikan hari-hari setelah ramadhan sebagai hari “balas dendam” karena satu bulan lamanya dikekang dan menahan nafsunya. Ada yang mengonsumsi makanan dan minuman secara berlebihan. Ada juga menganggap hari setelah ramadhan adalah hari kebebasan. Ada juga yang menyebut Idul Fitri sebagai “Kemenangan Besar.”

Bulan syawal yang merupakan bulan ke-10 dalam penanggalan atau kalender hijriah Islam, memiliki arti naik, ringan atau membawa (mengandung). Bulan syawal merupakan bulan di mana umat Islam merasakan peningkatan keimanan dan amal ibadah setelah selama satu bulan digembleng di bulan ramadhan.

Dikatakan para ahli sejarah, dahulu para salafus shalihin mempersiapkan diri sejak lima bulan setengah sebelum masuknya ramadhan. Kemudian, lima bulan setengah pasca-ramadhan pun mereka selalu mengharapkan bertemu kembali dengan ramadhan dan selalu memohon agar ibadah ramadhan yang telah lalu diterima Allah SWT. Dengan cara demikian, mereka mampu mempertahankan suasana ramadhan bahkan kala melalui sebelas bulan sisanya.

Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita di hari-hari terakhir ramadhan, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Jabir Radhiyallahuanhu: "Ketika datang akhir malam bulan ramadhan, langit dan bumi, serta para malaikat menangis karena merupakan musibah bagi umat Nabi Muhammad SAW. Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, musibah apakah itu? Rasulullah menjawab: Lenyaplah bulan ramadhan karena sesungguhnya doa-doa di bulan ramadhan dikabulkan, dan sedekah diterima, kebaikan dilipat gandakan, dan azab ditolak."



Posting Komentar untuk "Hari Kemenangan"